Pramuka Modern
Salam Pramuka!
Saat sekarang ini, eksistensi pramuka mulai sedikit menurun. Pendidikan ekstrakurikuler pramuka saat ini mulai kurang diminati oleh pelajar, terutama untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Kata ‘Pramuka’ merupakan kependekan dari Praja Muda Karana. Itu mempunyai makna ‘anak muda yang suka berkarya’ atau ‘orang-orang berjiwa muda dan suka berkarya’. Kata berjiwa muda di sini merupakan ukuran semangat untuk maju. Praja berarti rakyat atau Warga Negara. Muda berarti yang mempunyai usia antara 6-21 tahun, dan Karana, berasal dari kata sangsekerta yang mempunyai arti pembuatan, penghasilan, yang harus diartikan kesanggupan dan kemampuan berkarya serta membangun masyarakat yang adil dan makmur. Pramuka memiliki metode sendiri dalam menciptakan pemuda yang tangguh dan kreatif dengan kegiatan kepramukaan. Dalam prosesnya seorang pandu dibekali dengan doktrin pramuka yang begitu mulia yaitu Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Doktrin inilah yang kemudian membuat seorang pandu begitu kuat karakternya dan menjadi harapan generasi bangsa yang memiliki kepribadian dan siap membawa bangsa lebih maju dan bermartabat. Di Indonesia sendiri, penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak jaman penjajahan Belanda dengan nama kepanduan.
Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai- nilai kepramukaan. Gugus Depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan. Ini mengandung arti, bahwa Pramuka telah memiliki status hukum yang jelas di mata Bangsa dan Negara.
Lord Baden Powell merupakan pendiri scouting atau lebih dikenal dengan Kepramukaan. Kata pramuka hanya digunakan di Indonesia. Di dunia, pramuka disebut scout. Gerakan yang juga disebut Scouting atau Scout Movement ini bertujuan untuk pengembangan para pemuda secara fisik, mental, dan spiritual. Di Indonesia, kepanduan yang pertama kali berdiri adalah Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang didirikan oleh Hindia Belanda. Kepanduan di Indonesia berjalan seiring dengan kebangkitan nasional. Salah satu tokoh pandu adalah KH Agus Salim yang mengganti istilah “Padvinder” dengan “Pandu”. Dalam mencapai kemerdekaan, para pandu terjun ke medan perang bahu-membahu dengan para pemuda merebut kemerdekaan. Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan tokoh yang pernah berkiprah di kepanduan.
Pada kurun waktu 1947-1960, ada banyak sekali organisasi kepanduan tumbuh seperti Pandu Rakyat, Hizbul Wathan, Serikat Islam Afdeling Pandu, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Kepanduan Bangsa Indonesia, bahkan ada organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik hingga sampai terbentuknya Ikatan Pandu Indonesia.
Melihat kondisi ini, Presiden Soekarno dan dorongan tokoh-tokoh kepanduan, guna lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karenanya, beliau menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan dan meleburnya ke dalam satu organisasi yakni Gerakan Pramuka yang dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 238 tahun 1961. Gerakan pramuka sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional dibentuk karena dorongan kesadaran akan kelestarian rasa persatuan dan kesatuan Negara RepublikIndonesia yang terbentuk berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Modernitas juga seakan sudah menelan asyiknya kegiatan pramuka. Banyak yang beranggapan, apabila kita mengikuti ekstrakurikuler pramuka, kita hanya akan cenderung diajari tali-temali, baris-berbaris dan menyanyi lagu-lagu hymne saja, sehingga popularitas ekstrakurikuler pramuka menjadi menurun dan digantikan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain yang dirasa lebih bermanfaat dan lebih modern seperti Dokter Kecil atau les-les musik dan menyanyi. Sehingga terbentuklah anggapan ‘Pramuka itu nggak gaul’, ‘Pramuka itu Kuno’, ‘Pramuka itu jadul’, ‘Pramuka itu hanya membuat letih fisik saja’, serta banyak anggapan-anggapan negatif yang lainnya. Padahal sebenarnya, pramuka sama sekali tidak seperti itu. Ini semua dikarenakan kurangnya pemahaman tentang arti pramuka secara menyeluruh.
Eksistensi gerakan pramuka di provinsi Jawa Barat sendiri harus terus ditingkatkan. Apalagi saat ini Jawa Barat memiliki potensi kepramukaan yang cukup besar, baik itu potensi keorganisasian yang meliputi 593 Kwarran, 49.813 Gudep, 48 Gudep Wilayah dan 130 Gudep BLP, potensi peserta didik mulai dari Siaga sampai dengan Pandega sebanyak 3.260.059 orang, serta potensi Anggota Dewasa yang mencapai 142.369 orang. Di Jawa Barat sendiri, sudah ada banyak program-program kepramukaan yang dilaksanakan, baik program-program yang dicanangkan oleh pemerintah maupun program-program yang dicanangkan sendiri oleh masing-masing gugus depan (gudep).
Kegitan JOTA-JOTI dalam pramuka. Kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh anggota pramuka di seluruh dunia. JOTA-JOTI adalah kependekan dari Jamboree On The Air-Jamboree On The Internet, atau dalam Bahasa Indonesia memiliki arti Jambore di udara dan Jambore di internet. JOTA-JOTI adalah kegiatan tahunan tingkat dunia dan merupakan kegiatan terbesar yang pernah dikelola oleh WOSM (World Organization of the Scout Movement). Setiap tahun, kegiatan ini diselenggarakan pada akhir pekan minggu ke-3 pada bulan Oktober. Kegiatan JOTA pertama kali diselenggarakan dalam rangka 50 tahun Gerakan Kepanduan Dunia pada tahun 1957, dan dirancang oleh seorang amatir radio berkebangsaan Inggris dengan callsign G3BHK. Sedangkan kegiatan JOTI dirintis pada tahun 1995. Kegiatan ini menghubungkan Putten, Belanda dengan Queanbeyan, Australia dengan mendedikasikan server IRC. Pada bulan November 1996 Komite Pramuka Dunia, mencatat bahwa kepramukaan sudah memiliki kehadiran yang cukup besar di Internet, dan sudah ada sebuah Jambore informal dan berkembang pesat di Internet, memutuskan bahwa JOTI harus menjadi acara resmi Pramuka internasional, dan yang seharusnya diselenggarakan pada akhir pekan sama dengan Jambore di udara (JOTA). JOTA mempergunakan perangkat radio amatir, sedangkan JOTI menggunakan kanal IRC sehingga seluruh anggota pramuka di dunia bisa melakukan kegiatan chat dengan Pramuka-Pramuka dari seluruh penjuru dunia. Untuk dapat mengikuti kegiatan JOTI dalam komputer harus ada software chat IRC, misalnya mIRC atau XChat. Disinilah seluruh kepanduan dunia akan saling berbagi ide, bertukar pikiran, berbagi cerita tentang pengalaman, dan pengetahuan tentang kepramukaan.
Sebagai generasi muda, baik itu pelajar maupun mahasiswa, mari kita membina diri selagi ada kesempatan, agar kelak di masa depan kita bisa bereperan aktif di masyarakat, khususnya dalam masalah pembangunan dan pramuka adalah wadah yang tepat untuk ini. Mari kita jadikan pramuka mesin transformasi. Jadikan Pramuka betul-betul sebagai solusi handal untuk media belajar dan praktek bagi anak-anak muda. Melakukan memberikan sentuhan modernitas dan kegiatan atraktif agar anak-anak nanti bisa tertarik masuk ke dalam gerakan pramuka. Dan tidak melihat adanya batas-batas agama, etnik dan politik. Sayang sekali kalau saat ini kita menghabiskan waktu dengan sesuatu yang tidak jelas manfaatnya Negara ini memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan inovatif untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dimilikinya. Melalui gerakan Pramuka, mari ciptakan Sumber Daya Manusia yang tangguh, berkualitas dan inovatif.
Salam Pramuka!